Konfrontasi
Indonesia dan Malaysia merupakan sebuah konflik Luar Negeri antara Dua Negara
serumpun yaitu Malaysia dan Indonesia.Diakibatkan oleh sebuah perselisihan
Politik dan sebuah Pendapat keras Soekarno terhadap pembentukkan Negara
Federasi Malaysia yang mencakup Semenanjung Malaya, Singapura, dan Kalimantan
Utara(Serawak dan Sabah).
Perselisihan
dengan Malaysia yang terkenal dengan nama Konfrontasi terhadap
Malaysia(1963-1964), Bermula dari Pembentukan Federasi Malaysia. Pembentukan
Federasi Malaysia pertama kali di kemukan oleh Perdana Mentri Malaysia pada
waktu itu, Tengku Abdul Rachman pada tanggal 27 Mei 1961. Menurutnya, federasi
akan dibentuk terdiri atas Malaysia, Singapura, Serawak, dan Sabah.
Rencana pembentukkan Federasi Malaysia
mendapat tentangan dari Indonesia dan Phillipina. Phillipina berargumentasi
bahwa Sabah yang berada di Kalimantan bagian Utara Secara historis milik
Kesultanan Sulu. Indonesia mentang karena berargumentasi bahwa pembentukan
Federasi Malaysia merupakan gagasan dari Kerajaan Inggris dan bukan gagasan
Rakyat Malaysia. Pembentukan Federasi Malaysia dianggap Indonesia merupakan
proyek Neokolonialis Inggris yang membahayakan revolusi Indonesia.
Dalam upaya meredakan ketegangan antara ketiga
negara, kemudian diselenggarakan KTT Malphilindo (Malaysia, Phillipina, dan
Indonesia) di Filipina pada tanggal 31 juli, 5 Agustus 1963. KTT Malphilindo
menghasilkan tiga dokumen penting, yakni Deklarasi Manila, Persetujuan Manila,
dan Komite Bersama. Inti pokok ketiga dokumen tersebut, yakni Indonesia dan
Filipina menyambut baik pembentukan Federasi Malaysia jika rakyat Kalimantan
Utara menyetujuinya. Untuk itu, ketiga Negara meminta Sekjen PBB membentuk suatu
tim penyelidik.sekjen PBB membentuk tim penyelidik yang dipimpin oleh lawrence
Michelmore. Mereka mulai bertugas di Malaysia pada tanggal 14 september 1963.
Namun, sebelum misi PBB ini menyelesaikan pekerjaan dan melaporkan hasilnya.
Secara tiba tiba, Malaysia memproklamasikan berdirinya Federasi Malaysia pada
tanggal 16 September 1963 yang sangat mengejutkan pihak Indonesia dan Malaysia.
Federasi Malaysia terdiri atas- Persekutuan Tanah Melayu, di Semenjanjung Malaya
- Sabah dan Serawak, di Kalimantan Utara
- Singapura
Sebagai puncak konfrontasi terhadap Malaysia
tersebut, maka pada tanggal 3 Mei 1964 Presiden Soekarno mengeluarkan komando
yang dikenal dengan dwi komando rakyat(dwikora).Diumumkan dalam apel
besar di Halaman Istana Merdeka, Jakarta yang isi nya sebagai berikut
- Perhebat ketahanan revolusi Indonesia
- Bantulah perjuangan rakyat di Malaysia, Singapura, Sabah, dan Serawak untuk menggagalkan negara Nekolim, Malaysia
Untuk melaksanakan Dwikora, dibentuklah Komando
Siaga dan Marsekal Madya Oemar Dani sebagai panglimanya. Indonesia dengan
kekuatan militernya Meng-invasi Sabah dan Serawak serta serangan kecil ke
Semenanjung Malaya, Malaysia dengan dibantu oleh Inggris, New Zealand, dan
India balik menyerang Provinsi Kalimantan Timur pada saat itu ketika perang di
Indonesia sedang terjadi kekacauan politik dan Ekonomi. Ini semakin membuat
posisi Indonesia di Semenanjung Malaya dan Kalimantan bagian Utara melemah dan
pada akhirnya Konfrontasi dimenangkan oleh Malaysia. Sehingga Indonesia menarik
tentaranya dari Borneo Utara, sementara itu Soekarno yang hanya mementingkan
kemenangan atas Malaysia dan tidak melihat situasi masyarakat di Kalimantan
membuat korban di pihak Indonesa berjumlah 1.355 orang sementara di Pihak Malaysia
korban berjumlah 766 orang termasuk warga sipil dan tentara sekutu.
Ketika konfrontasi antara Indonesia dan
Malaysia masih berlangsung, Malaysia dicalonkan menjadi anggota tidak tetap
dewan keamanan PBB. Padahal ketika itu Indonesia sedang berkonfrontasi dengan
Malaysia. Indonesia jelas tidak menyetujui pencalonan tersebut. Hal ini
disampaikan dalam pidatonya pada tanggal 31 Desember 1964. Pernyataan presiden
ini disertai ancaman akan keluar dari keanggotaan PBB, apabila PBB menerima
Malaysia menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan.
Pada kenyataannya, Malaysia terpilih menjadi
anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB. Dalam menyikapi kenyataan tersebut,
Presiden Soekarno menyatakan Indonesia keluar dari Keangotaan PBB. Pernyataan
itu diumumkan oleh Presiden Seokarno di Jakarta pada tanggal 7 Januari 1965,
pada saat itu sekjen PBB adalah U than yang menyatakan berharap Indonesia
kembali masuk pada suatu saat nanti pada hari itu hari dimana Indonesia
terlempar dari Kerja Sama, Pergaulan, dan Bantuan dari Luar Negeri.
Poros Jakarta-Peking artinya pergaulan
yang dekat antara Indonesia dan Republik Rakyat Tiongkok(China). Pergaulan ini
telah mengarah ke salah satu blok, yaitu Komunis. Ini berarti merupakan
penyimpangan terhadap pelaksanaan politik luar negeri yang bebas aktif
Hal ini terjadi setelah Indonesia keluar dari keangotaan PBB. Peristiwa keluar dari PBB menjadikan Indonesia terkucil dari pergaulan dunia internasional. Kondisi politik ini dimanfaat olehPKI(Partai Komunis Indonesia) untuk mendekatkan Indonesia dengan Republik Rakyat Tiongkok yang belum menjadi anggota PBB. Dengan makin eratnya hubungan Indonesia-RRT, PKI makin mendapat tempat dan banyak mempengaruhi kebijakan Pemerintahan RI
Hal ini terjadi setelah Indonesia keluar dari keangotaan PBB. Peristiwa keluar dari PBB menjadikan Indonesia terkucil dari pergaulan dunia internasional. Kondisi politik ini dimanfaat olehPKI(Partai Komunis Indonesia) untuk mendekatkan Indonesia dengan Republik Rakyat Tiongkok yang belum menjadi anggota PBB. Dengan makin eratnya hubungan Indonesia-RRT, PKI makin mendapat tempat dan banyak mempengaruhi kebijakan Pemerintahan RI
0 komentar:
Posting Komentar