Keterangan Gambar: Ilustarsi Pacaran |
Pacaran di anggap sebagai perbuatan yang lazim oleh sebagian besar remaja namun, ada juga sebagian kecil yang mengatakan bahwa itu merupakan perbuatan yang salah baik dari sisi agama, sosial, dan etika. Namun, dibalik itu semua tentu setiap orang memiliki pendapat masing masing menengai hal ini.
Remaja tidak terlepas dari lika liku kehidupannya, mulai dari belajar, bergaul, dan bersosialisasi semuanya memiliki peranan penting. Salah satu bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan remaja adalah "Pacaran"
Pacaran di sebut sebagai proses pencocokan dua insan antara laki-laki dan perempuan dimana, mereka berusaha untuk menemukan satu pemahama dan saling mengerti kondisi masing masing. Bagi faksi yang pro terhadap pacaran mereka beranggapan bahwa, kegiatan ini bertujuan "baik" dan tidak ada salahnya untuk kedepannya,
Sehingga, banyak yang beranggapan bahwa, kegiatan ini memiliki manfaat bagi kesehatan dan mental masing masing yang melakukan. Namun bagaimana bisa mereka yang "pro" terhadap kegiatan ini adalah legal?
Banyak yang mengatakan bahwa pacaran didasari oleh apa yang disebut sebagai "Saling mencintai"
dimana itu merupakan satu syarat sebagai dasar kegiatan tersebut bisa di sebut pacaran. Selain itu, Insan yang melakukan Pacaran mendapat sebuah identitas yang dipandang hebat, hal itu didasari karena salah satu pihak mampu untuk memikat perhatian.
Namun, sebuah kegiatan pasti memiliki dampak dan efeknya masing-masing. Beberapa Pacaran di nilai sebagian orang sebagai pergaulan bebas yang berujung kepada kehamilan diluar nikah, serta menimbulkan sosialiasi yang tidak sempurna terhadap anak yang masih mengalami 'Game Stage" yaitu tahap meniru untuk mencari jati diri. Akibatnya, anak anak berusia dibawah umur terbawa arus sehingga meniru apa yang dilihatnya.
Tak sampai disitu, beberapa orang mengatakan bahwa pacaran menyalahi aturan agama, terutama aturan menengai larangan berzina. Namun, faksi yang pro terhadap pacaran beranggapan bahwa pacaran boleh boleh saja asal tidak melebihi batas kewajaran.
Dari situ muncul sebuah kontra terhadap kegiatan ini terutama dari para ahli agama, dll. Yang beranggapan bahwa bagaimanapun bentuk pacaran adalah haram dan hanya mengejar kebahagiaan duniawi serta lebih banyak memunculkan kerusakan. Mereka lebih setuju dengan sistem taaruf, yaitu suatu sistem pekenalan dengan menemui langsung orang yang dituju dengan orang tuanya.
Dari situ "Pacaran" memunculkan dua faksi yang berbeda pro dan kontra, memang setiap orang dan insan memiliki pendapat masing, dan setiap orang memiliki cara tersendiri untuk melakukan hubungan cinta
Namun, kita juga harus menghargai pendapat orang lain yang juga berbeda pendapat dengan diri kita.
artikel ini tidak memiliki tujuan untuk mendeskritkan atau menyinggung orang lain, tetapi hanya pendapat penulis
0 komentar:
Posting Komentar